
Terdapat rahasia dibalik kecepatan dan jangkauan pada concrete pump. Setiap bagian-bagian concrete pump yang saling berkesinambungan inilah yang membuat adonan beton dapat dialirkan sesuai keinginan ke titik tertentu.
Lalu, komponen apa saja dan cara kerjanya yang membuat mesin yang sering disebut pompa beton ini dapat mendorong beton secara vertikal maupun horizontal sesuai keinginan? Cek penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Bagian-Bagian Concrete Pump

Bagian ini akan menjelaskan komponen apa saja yang dimiliki oleh concrete pump sehingga dapat memiliki kemampuan untuk mengolah dan mendorong adonan secara cepat dan tepat.
1. Corong pompa
Tempat masuknya adukan beton dari truk mixer. Bagian dalamnya ada pengaduk yang mencegah beton mengeras atau menggumpal sebelum dipompa. Bagian corong pompa menjadi bagian awal untuk proses pemompaan sebelum beton salurkan.
2. Pendingin panas
Bagian ini memiliki fungsi untuk menjaga suhu mesin dan sistem hidrolik. Alasannya karena pemompaan membutuhkan tekanan tinggi yang membuat suhu mesin bisa meningkat drastis. Tujuan dari bagian ini agar mesin menjadi tidak overheat selama proses pemompaan berlangsung.
3. Penutup
Melindungi komponen dalam mesin dari debu, kotoran, dan benturan. Selain itu juga menjaga keamanan operator.Biasanya terbuat dari bahan logam kuat dengan desain yang mudah dibuka saat perawatan.
4. Mesin diesel
Sumber tenaga utama concrete pump. Mesin ini menghasilkan energi yang digunakan untuk menggerakkan sistem hidrolik dan pompa utama. Semakin besar kapasitas mesinnya, semakin kuat pula daya pompa yang dihasilkan.
5. Kotak kontrol listrik
Pusat pengendali seluruh sistem pompa. Dari sini operator bisa mengatur tekanan, kecepatan aliran beton, dan memonitor kerja mesin. Operator dapat memantau tekanan, mengatur kecepatan pompa, hingga mematikan mesin dari panel ini.
6. Kotak baterai
Kotak baterai berfungsi sebagai penyimpan daya listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan mesin dan sistem kontrol. Tanpa baterai, mesin diesel tidak bisa dihidupkan. Letaknya biasanya dekat dengan panel kontrol untuk memudahkan perawatan.
7. Roda pengarah
Membantu mengarahkan posisi concrete pump saat dipindahkan atau disesuaikan di lokasi proyek. Mirip seperti setir pada kendaraan kecil. Dengan roda pengarah, proses mobilisasi alat jadi lebih mudah terutama di area yang sempit
8. Sakelar daya
Tombol utama untuk menyalakan atau mematikan seluruh sistem mesin. Sakelar ini memastikan keamanan saat mesin sedang tidak digunakan, biasanya dilengkapi dengan pelindung agar tidak terpencet secara tidak sengaja
9. Pompa oli utama
Pompa ini merupakan jantung dari sistem hidrolik. Komponen ini bertugas menghasilkan tekanan tinggi yang menggerakkan piston untuk mendorong beton dari hopper ke pipa. Tanpa pompa oli utama, beton tidak akan bisa mengalir dengan lancar.
10. Roda penggerak
Memungkinkan concrete pump berpindah tempat. Biasanya digunakan pada tipe portable agar lebih mudah ditarik atau dipindahkan. Untuk roda penggeraka biasanya digunakan pada tipe portable agar alat mudah ditarik menggunakan kendaraan sehinggal lebih fleksibel di lapangan
11. Pengukur tekanan
Alat untuk memantau tekanan hidrolik saat proses pemompaan berlangsung, memastikan aliran beton stabil dan aman. Hal ini jikaa tekanan terlalu tinggi, sistem bisa segera dihentikan untuk mencegah kerusakan.
12. Motor pengaduk
Menggerakkan baling-baling pengaduk di dalam hopper agar adukan beton tetap homogen dan tidak mengeras. Bagian tersebut dapat mencegah beton mengeras atau menggumpal sebelum dipompa. Adukan yang homogen, hasil pengecoran bisa lebih halus dan kuat.
13. Saluran keluaran
Titik keluarnya beton dari sistem pompa, biasanya terhubung ke pipa atau selang panjang yang mengalirkan beton ke area pengecoran. Operator biasanya mengatur arah dan kecepatan aliran beton dari bagian ini agar sesuai kebutuhan di lapangan.
Baca juga: Kenali Concrete Pump dan Waktu Penggunaannya
Cara Kerja Concrete Pump

Setelah mengetahui bagian0bagian concrete pump, langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara kerja pada pompa beton. Agar lebih jelas mengenai cara kerjanya, simak selengkapnya.
Beton masuk ke hopper
Campuran beton dari truk mixer dituang ke dalam hopper (corong pompa). Di dalam hopper, ada pengaduk yang terus berputar. Hal tersebut sangat penting mengingat beton akan mudah mengeras atau menggumpal.
Tekanan hidrolik mendorong beton
Pompa beton bekerja dengan sistem hidrolik, yang menggerakkan piston untuk menciptakan tekanan tinggi. Tekanan inilah yang mendorong beton keluar dari hopper menuju pipa.
Beton dialirkan melalui pipa
Beton yang sudah terdorong akan mengalir melalui pipa atau selang menuju titik pengecoran. Panjang pipa bisa disesuaikan dengan kebutuhan proyek, mulai dari beberapa meter hingga puluhan meter.
Penyemprotan beton di lokasi cor
Di ujung pipa ada nozzle atau outlet, tempat beton keluar untuk dituangkan ke area yang dituju, misalnya gedung, drainase, atau area lokasi yang memerlukan pengecoran yang tepat.
Sistem kontrol dan pemantauan
Cara kerja selanjutnya ada di bagian sistem kontrol dan pemantauan. Operator mengontrol aliran beton menggunakan panel kontrol elektrik untuk menyesuaikan kecepatan, tekanan, dan arah pompa sesuai kebutuhan lapangan.
Kesimpulan
Mengetahui bagian-bagian concrete pump dapat mempermudah Anda mengenali komponen apa saja yang penting dalam proses pemompaan beton. Tidak hanya itu, memahami cara kerjanya dapat membantu Anda mengetahui bagaimana alur dari pompa beton sampai ke area cor.
Rekomendasi pompa beton Aimix dapat Anda temukan melalui website resmi Indoteknik.com. Temukan berbagai peralatan konstruksi dan mesin industri lainnya dengan harga dan promo menariknya.